Minggu, 17 April 2011

MALAMKU

Malam masih larut,aku terjaga
meski mata tak sepenuhnya terbuka
ada apa malam ini? aku begitu gelisah
suara burung malam menambah riak ketakutan dibatinku
Kuseka keringat yang mengalir didahiku
kau masih terlelap,haruskah ku membangunkanmu?

Lolongan anjing entah bermakna apa
aku melangkah membuka pintu kamarku
purnama?
sayup angin membawaku ke alam yang berbeda
seperti di sebuah tempat yang aku akan datangi
namun entah kapan...

aku sadari aku tak mampu menahan rasa takutku
namun malam ini aku ingin larut dalam ketakutan
dan aku menikmatinya...

Misteri Pelukis Kehidupan

Apa sebenarnya yang ingin Engkau sampaikan pada kami
apa sesungguhnya makna dari misteri ini?
tak henti henti duka melanda dunia,tak habis habis air mata tertumpah
anak anak kecil,wanita wanita tak berdaya,rapuh
hati mereka semakin diluluhlantakkan oleh badai, gempa bumi, tsunami...
apa sebenarnya yang harus dilakukan?,murkakah sudah sang Pelukis kehidupan?

Detak jantung bumi sudah tak beraturan,wajah dunia semakin murung
misteri tak terpecahkan,sudah tenggelamkah kita dalam lautan hitam?
seolah Tuhan sudah meninggalkan kita jauh sejauh jauhnya.
bencana yang datang dijadikan materi untuk logika logika terbaru,
penemuan penemuan baru,sedangkan teguran dari sang pencipta
begitu samar direnungkan,bahkan hampir tak terpikirkan
oleh manusia yang sebenarnya memiliki pikiran.

Adakah kepala kita sudah dikosongkan olehNya agar tak bisa berpikir lagi?
ataukah iblis yang semakin bertahta dalam diri?
Jenuh hampir mengurung permukaan galaxi,kegelapan tak terlawan
meski kepintaran manusia semakin diakui(oleh sesamanya)...
Ya Tuhan,semoga kami mampu melawan segala keangkuhan diri
dan kembali kepada titahmu yang sesungguhnya tak terkalahkan
oleh bencana atau apapun,.

RENUNGANKU

Apakah aku sudah melampaui batas tenang yang pernah aku rasakan,
apakah aku sudah tak dapat kembali lagi pada ketenangan yang pernah aku rasakan,
dimana letak dinding pembatas yang mengurung angan-angan
dan menjadikanku sebagai penghayal,dan gadis pemimpi.
Seringkali lamunan membaurkanku dalam sebuah sandiwara bayang-bayang
yang sepertinya begitu mudah menciptakan ilusi dan imajinasiku,
tapi entah apa yang ada dibalik semua itu.
Keberadaan bahagia ditengah duka cita,adalah sebuah hal yang tak terdeteksi
meski oleh kemampuan apapun dan siapapun.
Andai saja hidup dapat dikendalikan oleh diri bukan sebaliknya,
maka inilah surga yang selalu dan masih tetap jadi impian.
Tapi inilah yang ada inilah takdir kita,dikendalikan oleh kehidupan,
tak ada yang mengharapkan luka dan duka,
dan selalu menyalahkan kedua hal ini saat keduanya datang tanpa diharapkan,
tapi saat tawa dan bahagia datang tanpa rencana tak ada yang menolaknya.
Mengapa tak bisa kita nikmati luka ba' kita nikmati tawa?
Mengapa segala hal yang menitipkan pahit begitu buruk,
sedangkan makna dari hikmah berawal dari duka dan luka,
kepasrahan merupakan hal termahal bagi manusia kaya raya sekalipun.