Serak nafas hari menghampiriku,
tersendat hasrat yang sudah hampir tak terbaca.
mengasingkan diri dalam kelelapan waktu,
sajak pun tak mampu membangunkanku
bertikai dua sisi dalam jiwa memperebutkan tahta pendirian.
kesempurnaan dari sebuah pilihan,
menguras setiap energi yang ditumpahkan dari langit semangatku
tak cukup aku menguasai setiap rongrongan ketidak percayaan .
Nalar memudar saat kendala yang membuntuti akal sehat kembali menghasutku.
Tertawa bukan penawar dari racun racun yang menjalar di aliran darahku.
Lembar demi lembar memori kubuka perlahan,
dan sadarku aku tak pernah membaca dengan seksama.
Aku hanya menyimpulkan tanpa mendalami makna dari setiap kata kata
yang sesungguhnya sulit diterjemahkan...
dan aku..aku yang menciptakannya...
inilah bagian yang jadi pancingan inderaku untuk mencari tau
apa sesungguhnya yang sudah tertulis,
dan untuk apa kutulis
jika langsung kututup lembarnya saat kuselesaikan.
Saat semuanya terjawab, kau pertama yang akan jadi pendengarku,
meskipun sajakku tak dapat membangunkanku..
Hadirlah semua dalam mimpimu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar