Kularang kau mengukir namaku dihatimu,
jangan saat ku harus mengingkari setiap janji yang kubuat,
kucegah kau memanggilku sayang disetiap pagimu,
jangan saat ku tak peduli kau telah terbangun atau masih terlelap.
banyak yang harus kulakukan..,
Kasih yang kulihat dari matamu memang tulus
tapi haruskah itu untukku?
Kupalingkan wajahku saat kau tersenyum,
meski dalam hati kubalas senyum itu
bagaimana mungkin menolak kasih putihmu
sementara itu yang lama kutunggu...
Andai saja pertemuan dapat kutolak,
akan kuhindari jalan yang mempertemukan kita
karena melukaimu adalah tangisanku,
tak ada dayaku merubah alur cerita,
yang memang harus diperankan kau dan aku
Kau bukan taruhanku, kau bukan untuk dipertaruhkan
pengorbanan ini akan terlalu besar nantinya
akankah ku tinggalkan yang telah lama ingin kudapatkan?
seberapa jauh lagi kuharus mengulang langkah ini,
Tahukah kau aku mencium gambarmu saat kau tak ada?
tahukah kamu seberapa erat kuingin memelukmu,
hanya saja air mata tertumpah lebih dulu...
karena harus melepasmu nantinya,meski itu belum pasti
aku ingin kau disini,tanpa peranmu sebagai korban.
Begitu berharga kau bagiku saat ini, selama tulisan ini masih terbaca
selama itulah kau berharga,
sombongnya alur cerita ini membuatku muak,
muak dengan sgala persyaratan hidup yang harus kupenuhi
tak bisakah aku mengundurkan diri dari peran ini,
dan berpindah pada peran romantis bersamamu..
Maafkan aku yang mungkin hampir menyerah,
tapi harapan tipisku masih ada dalam putus asaku.
Harapan akan terbukanya peluang untukku
menjadikanmu raja dalam hatiku,
menjadikanmu raja dalam hatiku,
tanpa jadi taruhanku... dan semua itu...
Kau yang menentukan...
Kau yang menentukan...
***G***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar